Social Problem-Solving pada Remaja Boarding School: Sebuah Studi Deskriptif
Main Article Content
Abstract
Pendidikan berbasis boarding school menjadi salah satu model pendidikan yang banyak diminati di Indonesia karena dianggap ideal untuk membentuk pribadi siswa menjadi lebih terampil dalam menghadapi lingkungan sosial. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui gambaran tentang Social Problem Solving pada Remaja yang bersekolah di Boarding School. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif yang melibatkan 65 siswa SMA boarding school yang diperoleh melalui accidental sampling. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan analisis statistik deskriptif. Instrumen data yang digunakan yaitu skala modifikasi Social Problem-Solving Inventory-Revised (SPSI-R) yang telah diadaptasi dalam Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 95,38% siswa memiliki kemampuan social problem-solving tinggi, 3,08% berada pada kategori sedang, dan 1,54% berada pada kategori rendah. Temuan lain pada penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki social problem solving sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki, serta kelompok kelas X memiliki social problem solving lebih tinggi dibanding kelompok kelas XI.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Bayani, A. A. & Ranjbar, M. (2013). Social Problem Solving Predicts Mental Health Among Undergraduate Students. International Journal of Preventive Medicine, 4(11), 1337-1341.
Chang, F., Huo, Y., Zhang, S. et al. (2003). The impact of boarding schools on the development of cognitive and non-cognitive abilities in adolescents. BMC Public Health. 23, 1852 (2023). https://doi.org/10.1186/s12889-023-16748-8
D’Zurilla, T. J., Nezu, A. M., & Maydeu-Olivares, A. (2004). Social Problem Solving: Theory and Assessment. Dalam E. C. Chang, T. J. D’Zurilla, & L.J. Sanna (Ed). Social Problem Solving: Theory, Research, and Training (11-27). Washington: American Psychological Association.
Green, L., & White, T. (2019). The role of structured environments in enhancing social problem solving among adolescents. Adolescent Psychology Review, 45(3), 88-105.
Jones, E., & Krawczyk, L. (2019). Social Problem Solving and Mental Health in Adolescents: A Review. Journal of Youth and Adolescence, 48(2), 100-115.
Martin, J., & Davis, S. (2022). Social learning and problem solving in adolescent groups: Opportunities for development in school environments. Journal of Educational Psychology, 112(1), 45-59.
Pfeiffer, J. P., Pinquart, M., & Krick, K. (2016). Social Relationships, Prosocial Behaviour, and Perceived Social Support in Students from Boarding Schools. Canadian Journal of School Psychology, 31(4), 279-289. https://doi.org/10.1177/0829573516630303
Putri, T. R. (2014). Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Social Problem Solving pada Remaja. (Skripsi tidak dipublikasikan). Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok.
Rich, A.R., & Bonner, R.L. (2004). Mediators and Moderators of Social Problem Solving. dalam E. C. Chang, T. J. D’Zurilla, & L.J. Sanna (Ed). Social Problem Solving: Theory, Research, and Training (28-45). Washington: American Psychological Association.
Santrock, J.W. (2019). Adolescence (17th ed). New York : McGraw Hill.