Integrasi Nilai-Nilai Filsafat Ilmu untuk Penguatan Literasi dan Berpikir Kritis di Kalangan Generasi Z
Main Article Content
Abstract
This research aims to determine the role of philosophical values of science in strengthening the literacy and critical thinking of Generation Z. This qualitative research uses a phenomenological approach. Data was collected through observation, interviews and documentation, and tested for validity using time and content triangulation. The research results show that integrating the values of the philosophy of science can: 1) Strengthen Generation Z literacy through understanding basic concepts of the philosophy of science, improving information analysis skills, and learning evaluation; 2) Improve critical thinking skills through improving test results, reflective-analytic thinking patterns, and rational and structured decision making. Data is analyzed through condensation, presentation and drawing conclusions.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Dewey, J. (1933). Bagaimana Kita Berpikir: Pernyataan Ulang tentang Hubungan Pemikiran Reflektif dengan Proses Pendidikan. DC Heath.
Ennis, RH (2011). Hakikat Berpikir Kritis: Garis Besar tentang Disposisi dan Kemampuan Berpikir Kritis. Universitas Illinois. Diener , E. (2000). Kesejahteraan subjektif: Ilmu tentang kebahagiaan dan usulan untuk indeks nasional. Psikolog Amerika . https://doi.org/10.1037/0003-066X.55.1.34
Fitriani , R. (2022). “Pengaruh Pendekatan Berbasis Filsafat Ilmu terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa.” Jurnal Pendidikan Indonesia, 11(2), 134–145.
Fosnot , CT, & Perry, RS (2005). Konstruktivisme: Teori psikologis tentang pembelajaran. Dalam CT Fosnot (Ed.), Konstruktivisme: Teori, perspektif, dan praktik (hlm. 8–33). Teachers College Press.
Jenkins, H. (2006). Budaya Konvergensi: Tempat Bertabrakannya Media Lama dan Baru. NYU Press.
Kementerian Komunikasi dan Informasi. (2022). Laporan Hoax dan Literasi Digital. Jakarta : Kominfo .
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2021). Laporan Evaluasi Kurikulum Pendidikan Nasional. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kominfo . (2022). “Statistik Hoax di Indonesia: Tantangan Literasi Digital.” Buletin Komunikasi Digital, 5(3), 24–32.
Kuhn, TS (1970). Struktur Revolusi Ilmiah. Pers Universitas Chicago.
Lipman , M. (2003). Berpikir dalam pendidikan (Vol. 304). Pers Universitas Cambridge.
Lestari, S., & Wahyuni , N. (2021). “Literasi Informasi dan Tantangan Era Digital: Perspektif Pendidikan di Indonesia.” Jurnal Literasi Digital, 3(1), 45–58.
Lim, S. (2020). Berpikir Kritis di Era Media Digital: Tantangan Misinformasi dan Berita Palsu. Education Media International, 57(1), 1–15.
Ofcom. (2021). Anak-anak dan Orang Tua: Laporan Penggunaan dan Sikap Media. Kantor Komunikasi Inggris.
Bahasa Indonesia: OECD. (2019). Hasil PISA 2018. Paris: OECD Publishing.
Popper, K. (1963). Dugaan dan Sanggahan: Pertumbuhan Pengetahuan Ilmiah. Routledge .
Paul, R., & Elder, L. (2013). Berpikir Kritis: Alat untuk Mengendalikan Kehidupan Profesional dan Pribadi Anda. Pearson.
Suryadi , E. (2020). “Integrasi Nilai-Nilai Filsafat Sains dalam Pendidikan Karakter Generasi Z.” Jurnal Filsafat dan Pendidikan Karakter, 8(4), 78–91.
Kami Bersosialisasi. (2023). Laporan Tinjauan Global Digital 2023. New York: Kami Bersosialisasi.
Zagzebski , LT (2001). Keutamaan Pikiran: Sebuah Kajian tentang Hakikat Keutamaan dan Landasan Etika Pengetahuan. Cambridge University Press.